“HATI YANG MENCARI” subhiceria

Archive for the ‘sebuah renungan laskar santri’ Category

Pada suatu hari Kholid bin Walid menyuguhkan makanan kepada kholifah Umar bin Khottob. “Makanan ini untukku”? tanya Umar. “Mana makanan untuk orang-orang miskin dan kaum muhajirin yang acap kali mati kelaparan,” tanya Umar lagi.

“Mereka mendapat surga tuan,” jawab Kholid.

“Kalau mereka mendapat surga, sedangkan kita hanya mendapat makanan ini, mereka sungguh lebih beruntung daripada kita.” tegas Umar.

Kisah ini menunjukan kepada kita bahwa hidup ini sesungguhnya bukan hanya soal perut. Seorang muslim, seperti di contohkan Umar, tidak boleh terpedaya oleh kenikmatan sesaat yang bersifat duniawi, tetapi ia harus selalu ingat akan tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu kebahagian abadi di akhirat kelak.

Untuk mencapai tujuan ini, seorang muslim, seperti yang ditunjukan Umar tadi, harus mampu menjaga dan mengendalikan perutnya. Mengapa perut? Jawabnya, karena secara rohani perut merupakan salah satu organ tubuh yang paling sulit dikendalikan. Ia paling banyak menuntut, memakan biaya besar, dan sangat berbahaya karena ia merupakan sumber lahirnya keinginan-keinginan untuk syahwat.

Dalam kitab minhaj al-‘abidin, imam Ghazali mengingatkan agar seorang muslim mampu menjaga perutnya, terutama dari hal ini. Pertama, dari semua perkara yang haram dan syubhat. Kedua, dari berfoya-foya atau berpuas-puas diri meskipun dari perkara yang halal.

Larangan pertama harus dijajuhi, karena dalam Islam pemakan barang haram diancam dua keburukan besar. Pertama, siksa api neraka. Firman Allah: “sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara dholim, sebenarnya mereka itu memakan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk kedlam api yang menyala-nyala yaitu api neraka.” (An-Nisa: 10).

Kedua, ibadah dan kebaikannya tertolak(mathrud). Hal ini, karena Allah SWT adalah Tuhan Yang Mahasuci. Ia tidak akan menerima kecuali hamba-Nya yang suci. Itu sebabnya, kata Ghozali, orang yang junub tak boleh masuk mesjid(An-Nisa:43) dan orang yang hadats tak boleh menyentuh Al-Qur’an (Al-Waqi’ah: 89).

Larangan kedua, berfoya-foya atau berpuas-puas diri harus pula dijauhi karena hal ini mengandung keburukan-keburukan yang amat banyak. Imam Ghozali menyebutkan sepuluh keburukan, diantaranya, hati orang yang berbuat demikian menjadi keras dan mati. Ibarat tanaman, kalau terendam banjir, ia pasti mati.

Mari kita berdo’a mengharapkan pertolongan Allah semoga kita bisa menjaga perut kita.

                                 
Ketika seorang bijaksana berfikir tentang Cinta ia menemukan 10 kunci “Kebijaksanaan Cinta” dalam kehidupannya, saat itu aku hendak berpaling dan pergi namun ia menepuk pundakku sambil berkata “Jangan pernah kamu melupakan kesepuluh kunci ini ketika kamu mulai berfikir untuk mencintai seseorang”,

1. Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi tidak dicintai olehnya. Tetapi adalah lebih menyakitkan bila mencintai tetapi tidak memiliki keberanian untuk menyatakannya.

2. Hanya perlu satu menit untuk menghancurkan seseorang karena cinta,satu jam untuk menyukai seseorang atau satu hari untuk mencintainya,tetapi membutuhkan waktu seumur hidup untuk memulihkan luka-luka karena cinta.Melupakan bukan selalu berarti memaafkan. Maka jangan pernah lari dari kenyataan cinta.

3. Mungkin Tuhan menginginkan kita untuk bertemu dengan orang yang tidak tepat sebelum kita menemukan orang yang tepat.Supaya ketika kita bertemu dengan orang yang tepat kita akan sadar betapa berharganya anugerah itu.

4. Cinta adalah ketika kita menerima seluruh kelemahan kekasihmu,memeluknya sambil berkata “apapun yang terjadi aku tetap mencintai kelemahan mu” dan selalu ada air mata yang menyertai”Aku Cinta Padamu”.

5. Benarlah bahwa kita tidak tahu apa yang kita dapatkan sampai kita kehilangan itu, Tetapi benar juga bahwa kita tidak tahu apa yang hilang sampai itu ada.maka sadarlah yang terbaik adalah yang Tuhan berikan bagi kita.

6. Janganlah mengharapkan cinta sebagai balasan,tunggulah sampai cinta itu bertumbuh dalam hatinya, jika tidak pastikan bahwa cinta itu tetap tumbuh dalam hatimu. Cinta yang murni adalah cinta yang hanya mengenal satu kata”Memberi”

7. Ada hal yang ingin kamu dengar dari dia, tetapi dia diam seribu bahasa, walau demikian janganlah kamu menjadi tuli ketika seseorang meneriakkan cinta dihatimu.

8. Jangan pernah berkata “Selamat tinggal” jika hatimu masih ingin mencobanya, jangan menyerah ketika kamu merasa masih dapat maju.Jangan pernah berkata “Aku tidak mencintaimu lagi” kalau kamu tidak dapat membiarkannya pergi untuk selamanya

9. Cinta datang kepada mereka yang masih mempunyai harapan, walaupun 1001 kali mereka dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya meskipun mereka telah dikhianati, Kepada mereka yang memiliki keberanian untuk membangun kepercayaan “sekali lagi” ketika kekecewaan itu ada.

10. Permulaan cinta adalah membiarkan mereka yang kita cinta menjadi diri mereka sendiri, Orang berbahagia karena Cinta tidak pernah memiliki seluruh apa yang mereka impikan, mereka hanya melakukan 1 hal yaitu cinta yang cukup untuk menutup kelemahan kekasihmereka .

Love someone with what you do and the words you say… Love is not meant to be kept locked inside of us and hidden,So give it away “Give Love to someone today!”

MANUSIA, DI AWAL PENCIPTAAN

Menelusuri sejarah penciptaan manusia pada awal mulanya tentulah hal yang mustahil diketahui oleh masyarakat yang telah berada pada generasi kemudian dalam jarak yang berselisih ribuan tahun seperti pada masa kita saat ini. Tak ada satupun ditemukan adanya catatan sejarah yang merekam pengakuan manusia pertama tentang ihwalnya ketika pertama kali lahir ke dunia. Kalau pun ada, apakah ia akan menuliskannya sejak ketika pertama kali dalam proses penciptaan, bahkan sejak masih dalam rencana?

Maka Allah SWT, sebagai pencipta tunggal segala makhluk adalah yang seharusnya menjadi acuan dalam perolehan informasi yang tidak saja valid tetapi juga objektif, tidak terdistorsi oleh ego manusia itu sendiri. Dengan Kasih Sayang dan KemahakuasaanNya, Allah SWT telah memberikan kepada manusia sebagai makhluk berakal, yaitu acuan maha sempurna dan teliti yang terkandung dalam Al Qur’an (QS. 21:106) beserta Hadits RasululLah SAW maupun ayat-ayat Allah lainnya yang berupa bekas-bekas peninggalan masa lalu, yang diizinkanNya untuk muncul ke permukaan agar manusia bertafakur (QS. 24:34).

Berikut ini adalah beberapa Kalam Suci Allah SWT dalam Al Qur’an mengenai hal ihwal manusia di awal penciptaannya

Allah-lah yang lebih mengetahui penciptaan manusia terdahulu dan yang akan datang – QS. 15:24 (Al Hijr),
Wa la qad ‘alimnal mustaqdimiina minkum wa la qad ‘alimnal musta’khiriin.
Dan sesungguhnya Kami mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada kamu dan Kami mengetahui orang-orang yang kemudian.

Penciptaan Manusia Sebagai Sang Khalif di Bumi, Diikuti Pernyataan Keheranan Para Malaikat (reaksi seolah seperti pernah menyaksikan polah tingkah manusia sebelumnya, ungkapan kekhawatiran para malaikat akan datangnya kembali murka Allah pada manusia hingga dibinasakannya) – QS. 02:30 (Al Baqarah),
Wa idz qaala Rabbuka lil malaa-ikati innii jaa’ilun fil ardi khaliifatan qaaluu a taj’alu fiihaa may yufsidu fiihaa wa yasfikud dimaa-a wa nahnu nusabbihu bi hamdika wa nuqaddisu laka qaala innii a’lamu maa laa ta’lamuun.
Dan ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah padanya, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Adanya umat lain selain Nabi Adam a.s. – QS. 3:33 (Aali ‘Imraan),
InnalLaahash thafaa aadama wa nuuhaw wa aala ibraahiima wa aala ‘imraana ‘alal ‘aalamiim.
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran, melebihi segala umat.

Bagaimana penciptaan orang-orang terdahulu? – QS. 04:01 (An-Nisaa’),
Yaa ayyuhan naasut taquu Rabbakumul ladzii khalaqakum min nafsiw waahidatiw wa khalaqa minha zaujahaa wa batstsa minhumaa rijaalan katsiiraw wa nisaa-awwat taqulLaahal ladzii tasaa-aluuna bihii wal arhaama innalLaaha kaana ‘alaikum raqiibaa.
Hai sekalian manusia, bertaqwalah kamu kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari satu diri dan daripadanya Allah menciptakan pasangan (suami)-nya, dan berkembang dari keduanya lelaki dan perempuan yang banyak, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu saling meminta (dengan menyebut nama)-Nya, dan peliharalah keluarga. Sesungguhnya Allah adalah sangat memperhatikanmu.

Sudah adakah orang-orang terdahulu? – QS. 56:10 (Al Waaqi’ah),
Was saabiquunas saabiquun.
Dan orang-orang terdahulu dari yang dahulu.

Kemanakah orang-orang terdahulu itu? – QS. 54:49 (Al Qamar),
Innaa kulla syai-in khalaqnaahu bi qadar.
Sesungguhnya Kami menciptakan tiap-tiap sesuatu dengan kadar.

QS. 54:50 (Al Qamar),
Wa maa amrunaa illaa waahidatun kalamhim bil bashar.
Dan tiadalah urusan Kami kecuali satu kalimat seperti sekejap mata.

QS. 54:51 (Al Qamar),
Wa la qad ahlaknaa asy-yaa’akum fa hal mim muddakir.
Dan sungguh telah Kami binasakan orang-orang yang serupa dengan kamu, maka apakah orang mau mengambil pelajaran?

QS. 20:128 (Thaahaa),
A fa lam yahdi lahum kam ahlaknaa qablahum minal quruuni yamsyuuna fii masaakinihim inna fii dzaalika la aayaatil li ulin nuhaa.
Maka apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, berapa banyak umat yang Kami binasakan sebelum mereka, mereka berjalan pada (bekas) tempat tinggal umat itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah sebagai tanda bagi orang yang mempunyai akal.

Allah menetapkan kehancuran umat dahulu dan terdahulu yang (walaupun) telah memiliki Peradaban Tinggi, Lebih Banyak dan Kuat.
QS. 50:36 (Qaaf),
Wa kam ahlaknaa qablahum min qarnin hum asyaddu minhum bathsyan fa naqqabuu fil bilaadi hal mim mahiish.
Dan berapa banyak umat telah Kami binasakan sebelum mereka? Mereka lebih besar kekuatannya maka mereka telah menjelajahi negri-negri. Adakah tempat lari?

QS. 40:82 (Al Mu’min),
A fa lam yasiiruu fil ardhi fa yanzhuruu kaifa kaana ‘aaqibatul ladziina min qablihim kaanuu aktsara minhum wa asyadda quwwataw wa aatsaaran fil ardi fa maa aghnaa ‘anhum maa kaanuu yaksibuun.
Maka apakah mereka tidak berjalan di bumi, lalu mereka perhatikan bagaimana akibat orang-orang yang sebelum mereka? Adakah mereka (umat terdahulu) lebih banyak dan lebih kuat dan bekas-bekasnya di bumi dari mereka? Maka tidak bergunalah bagi mereka apa-apa yang telah mereka usahakan.


kalender

April 2024
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Pilih JUDUL yang anda cari

Komentar Terbaru

Blog Stats

  • 192.968 hits

Klik pengunjung

  • Tidak ada

menggapai singgasana hati